Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Dinkes Banjar: Hasil laboratorium keracunan MBG dari nasi kuning
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 22:00:23【Sehat】690 orang sudah membaca
PerkenalanPelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banjar Dr H Nooripansyah di Martapura, beberapa waktu l

Berdasarkan informasi yang kami dapat dari uji laboratorium sementara terindikasi positif dari nasi kuning dan sayur
Banjar, Kalsel (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banjar, Kalimantan Selatan Dr H Nooripansyah mengangakan berdasarkan hasil uji laboratorium sementara keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kabupaten Banjar terindikasi positif dari nasi kuning dan sayur.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat dari uji laboratorium sementara terindikasi positif dari nasi kuning dan sayur, sedang yang lainnya seperti ayam ngak terbaca," kata Nooripansyah di Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat.
Dia mengangakan indikasi ini masih bersifat awal dan tim sedang melakukan tindak lanjut ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca juga: Polres Banjar siapkan posko untuk siswa korban keracunan MBG
"Kami bersama Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan segera melakukan pemeriksaan ke dapur penyedia makanan guna tindak lanjut dari kasus keracunan para siswa setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis," ucapnya.
Nooripansyah mengangakan tim provinsi turun langsung untuk melakukan pemeriksaan ke dapur-dapur SPPG untuk memastikan makanan yang disajikan tetap higienis dan aman, karena kegiatan MBG ini masih berlanjut.
Baca juga: Gubernur Kalsel minta SPPG perhatikan kebersihan cegah keracunan MBG
"Kami memastikan dan terus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan puluhan siswa ini dan mencegah kejadian serupa terulang,” katanya.
Sementara itu, Komandan Kodim 1006/Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengangakan jumlah siswa yang dilarikan ke RS Ratu Zalecha Martapura mencapai puluhan orang.
Baca juga: Kementerian PU mempercepat 3 dapur MBG di Jambi, Kebumen, dan Banjar
"Jumlah korban yang dilarikan ke RS Ratu Zalecha pada Kamis sore, sekitar pukul 19:30 WITA mencapai 63 orang namun jumlahnya diperkirakan bertambah karena ada kemungkinan korban lain dibawa ke rumah sakit," ujar Dandim.
Menurut Dandim, dari 63 orang yang sempat dirawat dan mendapatkan penanganan medis, sebanyak 22 orang diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik, lima orang dirujuk dan sisanya masih dirawat.
Baca juga: Polda Kalsel perketat food security dan skrining penerima manfaat MBG
Disebutkan dia, siswa yang dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang IGD mengalami sakit perut hingga ada yang muntah-muntah, sebagian dalam kondisi lemas sehingga diperlukan perawatan medis.
Dandim menegaskan puluhan siswa yang dilarikan ke rumah sakit itu berasal dari sejumlah sekolah yakni MI, MTs dan SMA IT Assalam di Kelurahan Pesayangan Martapura dan dua sekolah di Desa Tungkaran.
Baca juga: Belasan pesantren di Kota Banjarbaru Kalsel terima program MBG
Suka(31)
Artikel Terkait
- 70 persen serangan beruang di Jepang terjadi di area hunian manusia
- Mau kurangi konsumsi nasi? Coba 7 sumber karbohidrat sehat ini
- UNICEF desak semua perbatasan ke Gaza dibuka
- DPR minta BPOM tindak tegas soal penipuan "bakery" bebas gluten
- Harga mahal, Bappenas: 40
- Gubernur Kalsel minta SPPG perhatikan kebersihan cegah keracunan MBG
- PBB Siap tingkatkan bantuan bagi warga Gaza usai gencatan senjata
- Pemprov Jateng buka "hotline" aduan keracunan menu MBG
- BGN konsolidasikan daerah perkuat tata kelola makanan bergizi
- Kenali gejala
Resep Populer
Rekomendasi

Kementerian UMKM sebut realisasi KUR sektor produksi capai 70 persen

Rekomendasi acara gratis untuk isi libur akhir pekan di Jakarta

Berkah Makan Bergizi Gratis

Hamas sebut perlintasan Rafah dibuka kembali pekan depan, 200.000 orang kembali ke Gaza utara

Puluhan siswa SMP di Tulungagung Jatim keracunan MBG

DPR minta BPOM tindak tegas soal penipuan "bakery" bebas gluten

Pimpinan MPR dukung penanganan krisis iklim jadi prioritas nasional

Menteri P2MI lepas 600 pekerja ke Jepang, Korsel, Hong Kong, Taiwan